Obesitas, kolesterol
tinggi, asam urat tinggi, darah tinggi (hipertensi), stroke, serta aneka
penyakit otoimun seperti diabetes, kanker, dan lain-lain dipicu oleh pH darah
dan jaringan yang terlalu asam.
Apakah Anda masih
percaya bahwa sumber penyakit yang utama adalah kuman?
Mari kembali ke tahun
1800-an yang akhir ketika Louis Pasteur menemukan vaksin. Sejak itu, hampir
semua orang percaya bahwa sumber berbagai penyakit adalah kuman atau bakteri
dari luar yang masuk ke dalam tubuh kita. Padahal, sebenarnya mereka sudah lama
berada di dalam tubuh kita.
Jadi penyakit
sebenarnya bukan melulu disebabkan oleh virus & bakteri tapi juga faktor
lain, salah satunya adalah ketidak seimbangan pH (kadar keasaman) darah. Dan
ini adalah faktor mendasar yang menyebabkan berbagai penyakit termasuk
kegemukan. Karena keasaman tubuh yang berlebihan, yang disebut asidosis dapat
melemahkan berbagai fungsi tubuh, termasuk menurunnya daya tahan tubuh. Dan
kondisi asidosis umum terjadi pada masyarakat modern sekarang ini akibat pola
makan yang salah.
Lahan Asam Sumber
Penyakit
Memang virus,
bakteri, atau kuman dapat menimbulkan penyakit, tapi tidak selalu. Bakteri
baru bisa menimbulkan penyakit jika suasana tubuh kita asam. Itulah sebabnya
ada orang yang bisa tertular penyakit sedangkan yang lainnya tidak padahal
mereka hidup di lingkungan yang sama, atau tinggal serumah. Kondisi
asam dalam tubuh merupakan lahan ideal bagi tumbuh kembangnya bakteri yang siap
menyakiti bahkan membunuh kita.
Darah Kental
Pernah mendengar
istilah “darah kental”? Keasaman tinggi dapat mempengaruhi
terjadinya penggumpalan sel-sel darah merah, yang menyebabkan darah menjadi
lebih pekat atau kental.
Pemberian obat-obatan
pengencer darah (antikoagulan) pada kebanyakan pasien dengan penyakit-penyakit
populer zaman sekarang seperti obesitas, kolesterol tinggi
(hiperkolesterolemia), asam urat tinggi, darah tinggi (hipertensi), stroke,
aneka penyakit otoimun seperti diabetes, hepatitis, AIDS, ACA/APS
(Anticardiolipin Antibody / Anti Phospolipid Syndrome – sindrom pembekuan
darah), LUPUS, dan kanker membuktikan akan peranan ketidak-seimbangan asam-basa
tubuh.
Selama hampir 100
tahun metode pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut masih belum
menunjukkan kemajuan yang berarti. Sebagian obat memang memberi pasien
kesempatan “recovery”, tetapi apalah artinya jika harus menjalani sisa hidup
dengan kesakitan dan penderitaan.
Keracunan Oleh Tubuh
Sendiri
Ketidakseimbangan
asam-basa sebagai penyebab penyakit sebenarnya bukan suatu konsep baru. Dr.
William Howard Hay, salah seorang perintis pola makan Food Combining, dalam
bukunya “A New Health Era” yang pertama kali diluncurkan tahun 1933 telah
menyinggung soal itu. Katanya, penyebab hampir semua penyakit adalah
akibat ototoksikasi atau keracunan diri sendiri, akibat
akumulasi asam yang berlebihan di dalam tubuh.
Dr. Theodore A.
Baroody dalam bukunya “Alkalize or Die” juga mengatakan bahwa akar penyebab
semua penyakit yang tak terhitung jumlahnya itu adalah sama…. terlalu banyak
ampas asam dalam jaringan tubuh.
Makanan Pembentuk
Asam dan Basa
(Potebtial of Hydrogen) adalah ukuran
keasam-basaan suatu larutan kimia. Ukurannya menggunakan nilai skala 0 sampai
14. Semakin rendah pH semakin banyak keasaman pada larutan atau larutan
tersebut bersifat asam. Sebaliknya semakin tinggi pH semakin banyak basa /
alkalin pada larutan maka semakin basa larutan tersebut. Sedangkan pH 7 adalah
netral, tidak asam tidak juga basa.
Istilah asam pada
keseimbangan asam-basa tidak sama atau tidak ada hubungannya dengan kadar
keasaman (pH) lambung. Tingkat keasambasaan tubuh ditentukan oleh pH
cairan tubuh (termasuk darah) dan pH jaringan tubuh.
Melakukan Sendiri Tes
Keseimbangan Asam-Basa
Tes pH dapat kita
lakukan sendiri di rumah. Gunakan kertas lakmus (kertas tes pH), dapat dibeli
di apotek. Cara penggunaan tertera pada kemasan.
Jika pH urine
berkisar antara 6,0 dan 6,5 di pagi hari, dan 6,5 dan 7,0 di malam hari, itu
artinya tubuh kita masih berfungsi dalam batas normal. Jika tes air liur antara
6,5 dan 7,5 sepanjang hari itu juga berarti tubuh dalam keadaan normal. Waktu
yang paling tepat mengukur pH adalah sekitar satu jam sebelum makan dan dua jam
sesudah makan. Test pH sebaiknya dilakukan dua kali seminggu.
Menjaga Keseimbangan
Asam-Basa
Tubuh kita hanya
dapat menyerap mineral dan zat-zat gizi lainnya dengan baik apabila pH-nya
seimbang. Meskipun
kita cukup menyantap makanan, jika pH tidak seimbang, tubuh tetap tidak bisa
menyerap gizinya.
Kebanyakan orang
sekarang mengalami asidosis (asam berlebihan) daripada alkalosis (basa
berlebihan). Salah satu penyebab asidosis adalah pola makan buruk. Terlalu
banyak menyantap makanan pembentuk asam, seperti produk hewani (daging, telur,
susu, dll.), makanan olahan (tepung yang dipucatkan, gula pasir), kopi, dan
minuman soda. Sementara itu terlalu sedikit menyantap makanan pembentuk basa
seperti sayuran segar.
Orang sekarang juga
cenderung berlebihan memakai obat-obatan dan gula sintetis, yang juga merupakan
pembentuk asam. Cara terbaik mengoreksi kelebihan asam dalam tubuh
adalah melakukan pembersihan. Caranya: terapkan pola makan pembentuk
lingkungan basa di dalam tubuh.
Pengaruh
keasam-basaan suatu makanan terhadap tubuh tidak ada hubungannya dengan rasa
asam atau pH aktual makanan. Contoh, jeruk nipis rasanya sangat asam,
tetapi elemen-elemen yang ditinggalkan dalam tubuh setelah jeruk nipis dicerna
dan diserap tubuh adalah elemen-elemen pembentuk basa. Sebaliknya, daging yang
rasanya tidak asam sama sekali, setelah dicerna akan meninggalkan residu yang
sangat asam di dalam tubuh. Semua produk hewani termasuk makanan
pembentuk lingkungan asam.