Minggu, 03 Februari 2013

Kenapa Sakit ?


Obesitas, kolesterol tinggi, asam urat tinggi, darah tinggi (hipertensi), stroke, serta aneka penyakit otoimun seperti diabetes, kanker, dan lain-lain dipicu oleh pH darah dan jaringan yang terlalu asam.

Apakah Anda masih percaya bahwa sumber penyakit yang utama adalah kuman?
Mari kembali ke tahun 1800-an yang akhir ketika Louis Pasteur menemukan vaksin. Sejak itu, hampir semua orang percaya bahwa sumber berbagai penyakit adalah kuman atau bakteri dari luar yang masuk ke dalam tubuh kita. Padahal, sebenarnya mereka sudah lama berada di dalam tubuh kita.
Jadi penyakit sebenarnya bukan melulu disebabkan oleh virus & bakteri tapi juga faktor lain, salah satunya adalah ketidak seimbangan pH (kadar keasaman) darah. Dan ini adalah faktor mendasar yang menyebabkan berbagai penyakit termasuk kegemukan. Karena keasaman tubuh yang berlebihan, yang disebut asidosis dapat melemahkan berbagai fungsi tubuh, termasuk menurunnya daya tahan tubuh. Dan kondisi asidosis umum terjadi pada masyarakat modern sekarang ini akibat pola makan yang salah.
Lahan Asam Sumber Penyakit

Memang virus, bakteri, atau kuman dapat menimbulkan penyakit, tapi tidak selalu. Bakteri baru bisa menimbulkan penyakit jika suasana tubuh kita asam. Itulah sebabnya ada orang yang bisa tertular penyakit sedangkan yang lainnya tidak padahal mereka hidup di lingkungan yang sama, atau tinggal serumah. Kondisi asam dalam tubuh merupakan lahan ideal bagi tumbuh kembangnya bakteri yang siap menyakiti bahkan membunuh kita.



Darah Kental
Pernah mendengar istilah “darah kental”? Keasaman tinggi dapat mempengaruhi terjadinya penggumpalan sel-sel darah merah, yang menyebabkan darah menjadi lebih pekat atau kental.
Pemberian obat-obatan pengencer darah (antikoagulan) pada kebanyakan pasien dengan penyakit-penyakit populer zaman sekarang seperti obesitas, kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia), asam urat tinggi, darah tinggi (hipertensi), stroke, aneka penyakit otoimun seperti diabetes, hepatitis, AIDS, ACA/APS (Anticardiolipin Antibody / Anti Phospolipid Syndrome – sindrom pembekuan darah), LUPUS, dan kanker membuktikan akan peranan ketidak-seimbangan asam-basa tubuh.
Selama hampir 100 tahun metode pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut masih belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Sebagian obat memang memberi pasien kesempatan “recovery”, tetapi apalah artinya jika harus menjalani sisa hidup dengan kesakitan dan penderitaan.

Keracunan Oleh Tubuh Sendiri
Ketidakseimbangan asam-basa sebagai penyebab penyakit sebenarnya bukan suatu konsep baru. Dr. William Howard Hay, salah seorang perintis pola makan Food Combining, dalam bukunya “A New Health Era” yang pertama kali diluncurkan tahun 1933 telah menyinggung soal itu. Katanya, penyebab hampir semua penyakit adalah akibat ototoksikasi atau keracunan diri sendiri, akibat akumulasi asam yang berlebihan di dalam tubuh.

Dr. Theodore A. Baroody dalam bukunya “Alkalize or Die” juga mengatakan bahwa akar penyebab semua penyakit yang tak terhitung jumlahnya itu adalah sama…. terlalu banyak ampas asam dalam jaringan tubuh.
Makanan Pembentuk Asam dan Basa

 (Potebtial of Hydrogen) adalah ukuran keasam-basaan suatu larutan kimia. Ukurannya menggunakan nilai skala 0 sampai 14. Semakin rendah pH semakin banyak keasaman pada larutan atau larutan tersebut bersifat asam. Sebaliknya semakin tinggi pH semakin banyak basa / alkalin pada larutan maka semakin basa larutan tersebut. Sedangkan pH 7 adalah netral, tidak asam tidak juga basa.

Istilah asam pada keseimbangan asam-basa tidak sama atau tidak ada hubungannya dengan kadar keasaman (pH) lambung. Tingkat keasambasaan tubuh ditentukan oleh pH cairan tubuh (termasuk darah) dan pH jaringan tubuh.
Melakukan Sendiri Tes Keseimbangan Asam-Basa

Tes pH dapat kita lakukan sendiri di rumah. Gunakan kertas lakmus (kertas tes pH), dapat dibeli di apotek. Cara penggunaan tertera pada kemasan.
Jika pH urine berkisar antara 6,0 dan 6,5 di pagi hari, dan 6,5 dan 7,0 di malam hari, itu artinya tubuh kita masih berfungsi dalam batas normal. Jika tes air liur antara 6,5 dan 7,5 sepanjang hari itu juga berarti tubuh dalam keadaan normal. Waktu yang paling tepat mengukur pH adalah sekitar satu jam sebelum makan dan dua jam sesudah makan. Test pH sebaiknya dilakukan dua kali seminggu.
Menjaga Keseimbangan Asam-Basa
Tubuh kita hanya dapat menyerap mineral dan zat-zat gizi lainnya dengan baik apabila pH-nya seimbang. Meskipun kita cukup menyantap makanan, jika pH tidak seimbang, tubuh tetap tidak bisa menyerap gizinya.


Kebanyakan orang sekarang mengalami asidosis (asam berlebihan) daripada alkalosis (basa berlebihan). Salah satu penyebab asidosis adalah pola makan buruk. Terlalu banyak menyantap makanan pembentuk asam, seperti produk hewani (daging, telur, susu, dll.), makanan olahan (tepung yang dipucatkan, gula pasir), kopi, dan minuman soda. Sementara itu terlalu sedikit menyantap makanan pembentuk basa seperti sayuran segar.

Orang sekarang juga cenderung berlebihan memakai obat-obatan dan gula sintetis, yang juga merupakan pembentuk asam. Cara terbaik mengoreksi kelebihan asam dalam tubuh adalah melakukan pembersihan. Caranya: terapkan pola makan pembentuk lingkungan basa di dalam tubuh.

Pengaruh keasam-basaan suatu makanan terhadap tubuh tidak ada hubungannya dengan rasa asam atau pH aktual makanan. Contoh, jeruk nipis rasanya sangat asam, tetapi elemen-elemen yang ditinggalkan dalam tubuh setelah jeruk nipis dicerna dan diserap tubuh adalah elemen-elemen pembentuk basa. Sebaliknya, daging yang rasanya tidak asam sama sekali, setelah dicerna akan meninggalkan residu yang sangat asam di dalam tubuh. Semua produk hewani termasuk makanan pembentuk lingkungan asam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar